INDUSTRI DAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN (TANGGAPAN)

STUDI KASUS
Pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan banyak terjadi di Indonesia. Salah satu masalah pencemaran lingkungan yang hingga kini belum selesai permasalahannya adalah bencana lumpur lapindo. Pencemaran ini dilakukan oleh PT. Lapindo Brantas. Peristiwa ini terjadi pada  tanggal 29 Mei 2006. Selama tiga bulan Lapindo Brantas Inc, yang merupakan anak perusahaan PT Energi Mega Persada Tbk, melakukan pengeboran vertikal untuk mencapai formasi geologi yang disebut Kujung pada kedalaman 10.300 kaki. Sampai semburan lumpur pertama itu, yang dalam dunia perminyakan dan gas disebut blow out, telah dicapai kedalaman 9.297 kaki (sekitar 3,5 kilometer). Kedalaman ini dicapai pukul 13.00 dua hari sebelum blow out. Sesuai kelaziman pada pengeboran di kedalaman tersebut, lumpur berat masuk pada lapisan, disebut loss, yang memungkinkan terjadinya tekanan tinggi dari dalam sumur ke atas atau kick, antisipasinya menarik pipa untuk memasukkan casing yang merupakan pengaman sumur. Penarikan pipa hingga 4.241 kaki, pada 28 Mei, terjadi kick. Penanggulangan ini adalah dengan penyuntikan lumpur ke dalam sumur. Ternyata bor macet pada 3.580 kaki, dan upaya pengamanan lain dengan disuntikan semen. Bahkan pada hari itu dilakukan fish, yakni pemutusan mata bor dari pipa dengan diledakan. Peristiwa yang terjadi adalah semburan gas dan lumpur pada subuh esok harinya.

TANGGAPAN
Penanganan sebaiknya dilakukan secara terintegrasi antara pemilik usaha dengan pemerintah. Segala kejadian yang merugikan penduduk setempat seharusnya segera di tanggulangi. Pemilik usaha harus berusaha mengembalikan alam yang telah rusak dengan segala cara agar luapan lumpur tidak terus terjadi. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PENELITIAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (TANGGAPAN)

Studi Kasus

PT Freeport Indonesia, anak perusahaan yang mengoperasikan tembaga Grasberg dan tambang emas telah dituduh melakukan pengrusakan lingkungan yang sangat besar, terutama pembuangan 130.000 ton limbah batuan (tailing) setiap harinya ke sungai lokal sebagai lokasi pembuangan. Grasberg juga menjadi terkenal karena pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh ribuan tentara di situs pertambangan yang diduga ada untuk melindungi tambang dari penduduk setempat yang tidak puas, penduduk yang tanahnya telah digali atau yang menjadi tempat pembuangan tailing.
 
TANGGAPAN
Pemerintah seharusnya tanggap dengan kejadian seperti ini. Freeport sudah sejak lama mengelola tambang di Papua. Harusnya pemerintah mulai meninjau ulang dengan apa yang terjadi sekarang dan mulai mengelola SDA dengan baik dan bijaksana.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN (TANGGAPAN)

Studi Kasus

Selama beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi informasi (TI) semakin maju sejalan dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Pengenalan terhadap perangkat teknologi pun seharusnya sudah dilakukan sejak dini agar tidak “gaptek” atau gagap teknologi di era globalisasi yang semakin berkembang apalagi di Indonesia. “Anak-anak Indonesia seharusnya sudah dikenalkan pada teknologi itu sejak pre-school. Sekitar usia empat tahun.” ujar Tika Bisono, dalam acara memanfaatkan perangkat teknologi untuk Pengembangan Kreativitas Anak, di Kidzania, Jakarta, Selasa (19/2).
Menurut Tika Bisono, penggunaan teknologi informasi yang semakin canggih pada anak-anak, seharusnya mendapat pendampingan dari orang tua. “Orangtua dapat mengarahkan anak-anak dalam penggunaan perangkat-perangkat teknologi tersebut, sehingga penggunaannya tidak melewati batas-batasnya. Menurut hasil penelitian lembaga riset pasar ritel dan konsumen global, NPD Group yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat, pada pertengahan 2007, anak-anak usia empat sampai lima tahun yang berada di Amerika Serikat, paling sering menggunakan perangkat teknologi komputer. Walaupun penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat namun hasilnya bisa menjadi sebuah rujukan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, seiring dengan meningkatnya fenomena anak-anak yang akrab dengan dunia TI. Tika mengungkapkan saat ini anak-anak kelas menengah keatas di Indonesia memiliki kemampuan yang tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), karena memiliki akses yang memadai. “Ini seharusnya menjadi sorotan pemerintah. Bagaimana anak-anak menengah ke bawah pun bisa memiliki akses untuk tahu tentang kemajuan teknologi,” tambah Tika
 
Tanggapan :
Menurut saya, bener adanya bahwa pengenalan akan IPTEK sangat penting bahkan masa sekarang seorang balita harus diarahkan dengan pengetahuan dan teknologi yang maju. Hanya saja segala IPTEK yang masuk ke dalam masyarakat harus disesuaikan dengan kepentingan dan umur penerima IPTEK tersebut. Pengawasan yang sangat tinggi khususnya untuk anak sebaiknya dilakukan oleh orangtua atau orang disekitar anak tersebut. Begitu juga baiknya untuk masyarakat Indonesia.
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS